Sabtu, 26 Desember 2020

Wisata Janjang-Jenjang-Tangga di Kota Bukittinggi Sumatera Barat

Wisata Janjang-Jenjang-Tangga di kota Bukittinggi tersebar dibeberapa tempat. Tentu wisata seperti ini akan membutuhkan kondisi kaki yang kuat dengan lutut yang lentur untuk menelusuri satu demi satu anak janjang-jenjang-tangga sampai tujuan. Janjang didalam Bahasa Indonesia berarti jenjang atau anak tangga. Pembangunan keseluruhan objek wisata ini sudah dimulai pada zaman kolonial Belanda tentu menjadi infrastruktur sangat penting pada waktu itu. Geografi Kota Bukittinggi cukup dominan dengan bentuk daerah berbukit maka pembuatan janjang-jenjang-tangga ini sangat diperlukan.  Dengan melakukan napak-tilas untuk semua janjang-jenjang-tangga tersebut tentu anda harus mempunyai informasi cukup untuk semua lokasi. Inilah wisata yang unik lainnya di kota Bukittinggi selain Jam Gadang dan Lobang Jepang.

1. Janjang 40 empat puluh.

Janjang-jenjang-tangga 40

Susunan tangga yang disebut sang penduduk lokal sebanyak empat puluh, menjadi infrastruktur yg menghubungkan 3 pasar yaitu Pasar Banto, Pasar Atas, & Pasar Bawah yg ada pada kota Bukittingi. Lokasi janjang-jenjang-tangga berada di kelurahan Benteng, Pasar Atas Kecamatan Guguk Panjang.

Sebenarnya janjang-jenjang-tangga empat puluh ini terdapat dua bagian, jumlah keseluhan susunan tangga ini jika diurut dari Jl Pemuda Bukittinggi hingga keatas berjumlah seratus anak janjang-tangga. Namun menggunakan syarat anak tangga bagian teratas berbentuk mini -curam maka angka empat puluh ini merupakan jumlah anak janjang-tangga pada bagian ini.

Dibangun dalam tahun 1908 sang Louis Constant Westenenk yg menjabat sebagai Asisten Residen Agam. Pada zaman ini infrstruktur dibangun buat menata lokasi pasar sebagai lebih baik dan memperindah kota Bukittinggi.

Dua. Janjang Gudang.

Lokasi Janjang Gudang terletak didekat Jam Gadang. Disekitar janjang ini juga terdapat janjang yg mengubungkan penjara di zaman Kolonial Belanda. Terminal angkutan kota jua berada didepan penjara ini yang menghubungkan kota Bukittinggi misalnya Sungai Puar, Balingka, dll.

Tiga. Janjang pada Belakang Pasar.

Janjang ini berfungsi menjadi penghubung Pasar Bawah melewati sebuah tempat bernama los maco. Dilokasi ini banyak pedagang baju, kerupuk kulit sapi, & tas.

4. Janjang Pessanggrahan.

Lokasi janjang ini nir sulit sekali ditemukan, berdekatan dengan Jl Ahmad Yani dan Jl Minangkabau. Sekitar janjang banyak penjual sandal serta sepatu dari kulit, tentu menggunakan kualitas yg baik. Janjang Pessanggrahan ini tidak begitu kelihatan bila ditinjau menurut jalan besar pada Kampuang-Cina lantaran kemudian-lintas manusia relatif secara umum dikuasai lantaran jalurnya strategis yang menghubungkan ke Pasar Atas.

Lima. Janjang Gantuang.

Janjang Gantuang Tempo Doeloe

Janjang Gantuang Sekarang

Janjang ini dibentuk dalam tahun 1931-1932 sang Controleur W.J.Catur. Pembuatan janjang ini menjadi tangga penerus buat Jembatan penyeberangan dan dibutuhkan beberapa anak tangga lagi buat menopang jembatan mampu dilalui sang pejalan kaki. Tangga ini jua melewati los dagiang yg masih digunakan dalam saat kini .

6. Janjang Seribu.

Janjang seribu sepanjang 1 km ini menghubungkan Kota Bukittinggi dengan Kabupaten Agam tepatnya di Koto Gadang. Sebelum pembuatan janjang ini hanya berbentuk tangga bambu yg dibentuk sedemikian rupa sehingga mampu dipakai oleh penduduk lokal sebagai jalan pintas yg menghubungkan sungai pada Nagrai Sianok menggunakan Kota Bukittinggi. Awal pembangunan ini telah dimulai pada zaman Kolonial Belanda kurang lebih tahun 1900. Karena lokasi janjang sangat penting bagi penduduk lokal, apabila melewati jalan primer membutuhkan ketika yg cukup usang dan relatif jauh. Pada zaman ini mayoritas penduduk bekerja mengangkut pasir berdasarkan lembah Ngarai-Sianok. Dengan berjalannya ketika janjang ini menjadi jalur penting tidak hanya mengangkut pasir dari lembah Ngarai-Sianok tetapi jua dimanfaatkan sang rakyat lebih kurang seperti Koto Tuo, dan Koto Gadang buat mengambil air bersih dan menjual seluruh aktivitas perekonomian termasuk hasil pertanian ke Pasar Atas Kota Bukittinggi.

Pada saat sekarang anda bisa berwisata menelusuri keseluruhan anak tangga. Pemandangan dari janjang ini sangat rupawan menggunakan hamparan hijau ngarai & apabila anda berjalan akan menemukan beberapa kera liar yang menanti rezeki makanan berdasarkan pengunjung. Anda bisa menuju lokasi ini sehabis meneruni jalan menuju Ngarai Sianok disamping pintu keluar Lobang Jepang sebelah kiri. Membutuhkan waktu lebih kurang 15 mnt jalan kaki.

Tentu beberapa janjang ini merupakan tambahan wisata penting lainnnya pada kota Bukittinggi. Kota yang telah tua ini tentu banyak sekali peninggalan menurut Kolonial Belanda yang harus anda lihat dalam masa sekarang. Sebagai wisata janjang yg berdasarkan sebagaian orang hal yg sepele tetapi dalam masa itu merupakan infrastruktur yang sangat vital buat menunjang keseluruhan aktifitas mereka dalam menjalani kehidupan.

Disclaimer: seluruh poto copyright respective owners & pada artikel ini menjadi ilustrasi saja nir dikomersilkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar