Senin, 30 November 2020

Indahnya Pesona Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar Sumatera Barat Diakui Dunia

Inilah salah satu Nagari Tuo Pariangan di Tanah Datar Sumatera Barat yg sudah masuk desa tercantik. Nagari asal-usul masyarakat Minang Kabau ini terletak pada lereng Gunung Merapi menggunakan tingkat ketinggian 500-700 dpl. Disinilah banyak terlihat rumah adat bagonjong tradisional berbahan dasar kayu yang masih terjaga menggunakan baik menggunakan adanya komitmen berdasarkan anak nagari yg ingin menjaga & melestarikan budaya yg tidak akan lekang dengan ketika. Untuk mewujudkan harapan saya ingin melihat bagaimana indahnya Pariangan, Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar ini. Saya mempersiapkan perjalanan satu hari penuh untuk mengabadikan nagari tuo dari-usul menurut urang awak Minang Kabau. Perlu diketahui. Nagari Pariangan ini sudah termasuk desa terindah di dunia versi Budget Travel pada bulan Mei 2012.

Perjalanan ke Nagari Pariangan Sumatera Barat ini saya mencoba menggunakan sepeda motor saja buat menikmati suasana bepergian dimulai menurut kota Padang hingga ke tujuan. Memang bepergian memakai sepeda motor membutuhkan banyak perlengkapan misalnya helmet, jacket, sarung tangan, sepatu, & lain sebagainya tetapi memiliki cara yang relatif phenomenal bagi aku . Sebagai urang awak Minang Kabau, aku ingin mengunjungi nagari asal-usul aku yaitu Pariangan, Nagari Tuo Pariangan pada Tanah Datar Sumatera Barat.

Bagaimana Cara ke Nagari Pariangan pada Lokasi dan Arah Tujuan buat Saya Pribadi.

Nagari Tuo Pariangan berlokasi pada Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Posisi tepatnya berjarak 95 km ke utara dari kota Padang &/atau 35 km ke arah tenggara menurut kota wisata Bukittinggi. Nagari Pariangan ini terletak di lereng Gn Merapi menggunakan hawa sejuk dan pemandangan alam yg masih alami.

Cuaca cerah aku mulai meluncur ke tujuan Nagari Tuo Pariangan dimulai dalam 07:30 WIB. Sepanjang bepergian saya banyak menemukan hal yg menarik yaitu menggunakan banyaknya anak belia yang menikmati bepergian memakai sepeda motor & berhenti menikmati secangkir kopi sebelum memasuki lembah anai. Sebenarnya, bepergian ini adalah pertama kali aku lakukan ke Nagari Tuo Pariangan. Baru kini ingin menyempatkan diri melihat Pariangan menjadi nagari asal-usul urang awak Minang Kabau. Bukan lantaran tidak ingin mengetahui asal-usul namun saya ingin melihat eksklusif & menunjukkan pengalaman ini pada rekan semua terutama yg asal berdasarkan Sumatera Barat khususnya urang awak Minangkabau.

Dimulai dengan air terjun lembah anai yg sangai cantik dilihat menggunakan hijaunya pepohonan yg menaungi jatuhnya gemercik air sangat latif terasa dimata. Berhenti sejenak buat menikmati suasana udara yg sejuk menepi dan sempat mengabadikan jepretan sebagai kenang-kenangan pribadi. Setelah melewati air terjun lembah anai aku jua melihat sisi sebelah kanan telah tersedia loka permandian mega mendung yang cukup murah meriah bila anda berkeluarga mencoba wahana ini. Lokasinya persis ditepi sungai dengan air yg sangat higienis dan alami menggunakan posisi letak sebelah kanan.

Setelah memasuki daerah Padang Panjang saya mengabil arah ke Batu Sangkar dimana lokasi ini merupakan jalan utama trans-sumatera menuju ke kota Solok. Setelah melewati posko timbang mobil berat kira-kira +/- 2-3 Km saya mengambil JALUR KIRI menuju ke kota Batu Sangkar dan jalur kanan langsung ke kota Solok. Memasuki Jalan Raya Padang Panjang - Batu Sangkar ini sebenarnya sudah memasuki Nagari Batipuh. Dominasi pemandangan hijau dan pertanian  dari masyarakat setempat yang baru panen padi terlihat dengan  hamparan tikar untuk menjemur hasil panen. Dengan semangatnya saya menikmati perjalanan ini setelah berkendara dengan motor sekitar 3-4 km memasuki kumpulan sawah kiri kanan. Setelah menemukan beberapa belokan sudah mulai memasuki Nagari Tuo Pariangan dengan posisi sebelah kiri.

Inilah pemandangan sebelum memasuki Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar Sumatera Barat.

plesirankotatua property

Tulisan gerbang Selamat Datang pada Nagari Tuo Pariangan sudah terlihat saya pribadi memasuki kedalam nagari ini. Suasanya sejuk dengan hembusan angin gunung membelai muka saya yg sengan saya buka kaca helmet ingin mencicipi hawa sejuk menyibak rambut.

Pesona Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar.

Sebagai Nagari Tuo asal-usul suku Minangkabau ini sudah memiliki sistem pemerintahan yg cukup mumpuni waktu itu. Peranan seorang Raja pula mempunyai imbas bertenaga buat rapikan krama kebiasaan pada pada lingkungan masyarakat.

Dengan mempunyai karakter sebuah pemerintahan bisa ditinjau sampai sekarang menggunakan peninggalan bersejarah dimulai dari Mesjid, Surau, Rumah Gadang Bagonjong Raja, Pengadilan, Tempat Bibit Semai, dan infrastruktur lainnya. Menurut saya menggunakan peninggalan inilah kemungkinan membuahkan Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar Sumatera Barat ini sebagai desa terindah pada global menggunakan cerita dibalik philosofi suatu daerah.

Inilah keliru satu bentuk tempat tinggal bagonjong yg terdapat ni Nagari Tuo Pariangan.

Alternatif Kendaraan Lain dari Kota Padang ke Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar.

Saya hanya sanggup merekomendasikan bila rekan seluruh ingin ke Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar ini menggunakan tunggangan carteran pribadi atau secara rombongan. Apabila memakai bus umum harus estafet & saya sangat hukuman lantaran rekan seluruh tidak begitu mengetahui medan dimulai perjalanan menurut kota Padang Sumbar hingga ke lokasi yang relatif jauh jarak temouh. Apabila rekan ingin tiba ke Nagari Tuo Pariangan yg rancak ini masukan kedalam itinarary trip khusus berlibur di Sumatera Barat berdampingan menggunakan Rumah Gadang Pagaruyung Batu Sangkar. Kedua rute ini masih dalam satu Kabupaten.

Kembali ke tema kunjungan aku ini, menggunakan antusiasnya saya ingin mengunjungi Nagari dari-usul nenek moyang aku ini maka aku spesifik mengunjungi daerah ini dengan rasa bangganya. Ternyata, nenek moyang aku dahulu memiliki pengetahuan yg cukup besar terhadap wawasan pemerintahan dalam saat itu menggunakan telah diterapkan sistem aturan dan perundang-undangan yg mengikat setiap masyarakat. Untuk pertanian mereka telah menyiapkan cara & sistem bercocok tanam yang relatif baik menggunakan menyediakan sedikit huma buat penyemaian yg sampai sekarang masih dijaga kelestarian menggunakan nama Sawah Gadang Satampang Baniah.

Phenomena Nagari Mempengaruhi Suku Minangkabau.

Dengan luas 17,95 km persegi cukup memberi imbas besar terhadap watak terhadap sikap suku Minangkabau sampai ketika ini. Berawal cerita berdasarkan leluhur warga Minang mempercayai bahwa nenek moyang mereka dari menurut zenit Gunung Merapi disebabkan dalam waktu itu syarat bumi dalam keadaan banjir akbar berbentuk samudera , dan hanya terlihat zenit Gunung Merapi saja pada waktu itu. Setelah ketika berjalan cukup panjang akhirnya air mulai surut, sehingga terbentuk suatu komunitas warga yg telah berdomisili di zenit gunung akhirnya mereka membuka daerah atau nagari yg pertama bernama Pariangan pada lereng gunung merapi. Awal cerita inilah maka nagari ini dijuluki sebagai Nagari Tuo atau Daerah Tua cikal bakal sistem norma kemasyarakatan suatu daerah yang terdapat di bumi Minangkabau.

Pengamat sistem pemerintahan yg sudah dianut sang Nagari Pariangan dalam ketika itu sangat mirip dengan konsep pemerintahan yang terdapat di Negara Yunani yaitu otonom & egalitarian. Namun berjalannya pemerintahan di NKRI pula berpengaruh. Pada tahun 1980 sistem yang terdapat di nagari berhenti dengan dipengaruhi sistem pemerintahan yg telah diatur oleh pemerintah pusat RI yang disamakan yaitu sistem desa. Terjadi perubahan sejak 1999 adanya sistem UU Otonomi daerah berakibat sistem desa berubah menjadi ke sistem Nagari yg dimanfaatkan oleh suku Minangkabau buat mempertahankan Nagari sebagai pola pemerintahan yang telah lama dianut sang mereka. Aneka usaha itu berhasil dengan paripurna membuahkan sistem Nagari menjadi sistem yg telah baku sebagai ciri khas tatanan pemerintahan yg sudah lama dipertahankan di Sumatera Barat sudah balik . Inilah Nagari yg sebagai acum Nagari Tertua yang begitu berpengaruh di bumi Minangkabau. Dengan umur yg sudah sepuh sudah sangat berhasil memberikan sistem pemerintahan terhadap nenek moyang kami. Inilah Minangkabau yg memiliki budaya begitu kaya yang masih ada hingga sekarang.

Inilah Rekap Penting Kunjungan Wisata Saya Seharian di Nagari Tuo Pariangan.

Setelah memasuki pintu gerbang Selamat Datang Di Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar aku berjalan sekitar 250 meter masuk disambut sang persawahan yg hijau dan menguning. Saya berbelok kiri menuju ke Mesjid Ishlah. Mesjid ini menjadi loka spesifik bagi muslimin buat menunaikan kewajiban sholat 5 saat. Mesjid tua ini dibangun pada abad ke 19 oleh Syekh Burhanuddin seseorang ulama Minang. Dilihat menurut arsitekturnya relatif mengesankan & unik menggunakan atap berbentuk limas segiempat bertingkat dengan karakteristik spesial jendela disamping mesjid, sempat dilakukan renovasi dalam tahun 1920 & 1994. Dari bentuk sebagian orang beropini bahwa arsitektur gaya dongson yang hampir sama pada daratan tibet. Dengan bentuk yg relatif tidak selaras ini sanggup berdiri bersebelahan menggunakan benagunan lain sangat menarik seperti tempat tinggal gadang bagonjong disekitar mesjid. Sangat Indah sekali. Dengan luas masjid menggunakan ukuran 16 x 24 meter ini masih ada pincuran air panas yang hulunya berasal berdasarkan Gunung Marapi yang pada zaman itu jua dipakai oleh ninik mamak nenek moyang, sampai waktu sekarang ini masih digunakan sang penduduk Nagari Tuo Pariangan & tamu kunjungan seperti saya & anda.

Ingin mengabadikan bentuk Mesjid ini menggunakan beberapa tempat tinggal orisinil bagonjong aku ambil diatas tanah yang berbentuk datar dan wajib menaiki anak tangga yang telah dibuat permanen oleh nagari. Sangat indah sekali. Saya sempat mengabadikan poto ini menjadi kenang-kenangan bepergian aku hari ini yang bisa saya share kepada teman semua. FYI, daerah tanah datar ini menjadi dari nama Kabupaten Tanah Datar walaupun wilayahnya nir datar.

Inilah bentuk mesjid yang aku maksud pada tulisan diatas.

Tidak hanya itu saja peninggalan yang terdapat pada Nagari Tuo Pariangan, aku menuju jalan utama Nagari lagi menuju ke atas bertemu dengan beberapa rumah gadang yang cukup masih terawat dan ada Guess House yang memakai rumah gadang. Anda mampu menikmati fasilitas ini tidak jauh dari mesjid posisinya sebelah kanan. Di jalan utama inilah ada loka yang menjadi perhatian aku yaitu Sawah Gadang Satampang Baniah yang adalah sawah pertama yang dibuat oleh Dt Tanajo Gurhano, bisa dikatakan inilah cikal bakal sawah tercipta dan inilah tempatnya. Lokasi sawah ini masih di jalan primer Nagari. Sawah ini sudah termasuk kedalam cagar budaya yang harus dijaga & permanen terjaga hingga kini . Philosofi ini masih dipertahankan oleh Nagari Tuo Pariangan sebagai landmark bersejarah berdasarkan nenek moyang.

Inilah sejarah yang nir sanggup terbantahkan menggunakan cetak mula awal persawahan mulai berdasarkan Nagari ini. Dengan tanah yang sangat fertile membuahkan petak Sawah Setampang Baniah ini sangat sempurna pada lokasi ini. Nenek moyang wajib hayati menggunakan bahan utama beras yg harus ditanam untuk kelangsungan hidup kedepan. Dengan contoh sawah ini terciptalah formasi sawah pada lereng bukit dengan sistem pengairan yang sudah telah mereka persiapkan berdasarkan hulu lereng gunung marapi yg berlimpah menggunakan mineral krusial yg sanggup menyuburkan tanah. Saya sangat takjub sekali melihat gugusan tingkat sawah yang mempengaruhi mata saya selama perjalanan ini. Perbukitan disulap sedemikian rupa pasti membutuhkan waktu yang relatif usang buat tercipta sawah sekian luasnya. Sungguh berdedikasi & berpegetahuan nenek moyang Minangkabau kami.

Sawah menggunakan fertile pula terdapat tempat tinggal jenis tempat tinggal gadang dengan kayu yang telah berumur ratursan tahun masih berdiri kokoh dan kuat disisi kiri dan kanan jalan. Dari kasat mata terlihat sudah & terbukti bahwa suasana kental Minang yang terdapat pada Nagari Tuo Pariangan ini sangat tidak sinkron sekali. Anda bisa sebagai saksi apabila bisa melihat langsung ke lokasi Nagari Pariangan ini bahwa tempat tinggal ini telah berumur ratusan tahun.

Inilah pemadangan sawah pada Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar Sumatera Barat:

Seorang tokoh juga ada dimakamkan pada lokasi ini yaitu dia bernama Dt.Tantejo Gurhano sebagai tokoh tata cara berdasarkan Nagari Pariangan. Ukuran makam relatif besar dengan Panjang 25,lima m dan lebar 1 meter. Namun aku nir sanggup memasuki lokasi ini karena lokasi pemakaman dikunci dalam pintu masuk. Jadi aku nir mampu mengabadikan.

Masih di lokasi jalan primer Nagari Pariangan aku juga menuju ke tempat persidangan tata cara berupa susunan batu saling berhadapan ibarat seperti meja dalam ketika kini buat tetapkan perkara hukum dalam Nagari Pariangan. Tapi pula sayang, aku nir bisa memasukinya lantaran lokasi bersejarah ini dikunci sang pihak Nagari. Tetapi aku hanya bisa melihat dari jauh saja. Sedih pula cita rasanya .....

Akhirnya menuju ke puncak saya melihat adanya tempat istirahat homogen Cafe Kawa Daun. Sejenis minuman tradisional dari daun kopi yg diseduh ibarat misalnya minuman teh. Anda wajib mencoba bila ada di Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar.

Inilah sharing perjalanan saya di Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar Sumatera Barat. Ada beberapa peninggalan lain tetapi saya buat inilah hal yg sangat sebagai philosofi krusial bagi nenek moyang Minangkabau yg terpatri menjadi budaya hingga sekarang. Semua ilmu pengetahuan & aturan dimulai menurut Nagari Tuo Pariangan ini, nenek moyang merujuk ke Nagari ini buat menciptakan suatu pemerintahan baru di lokasi lain sebagai akibatnya terbentuklah kerajaan-kerajaan kecil yg sudah pasti rekan jua mengetahui. Inilah mahakarya menurut nenek moyang Minangkabau yang wajib dijaga keberadaanya yg nir akan lekang menggunakan waktu. Berpadu menggunakan kekuasaan Yang Maha Pencipta menjadi suatu wilayah yang begitu latif yg tidak ada ditempat lain. Kekayaan budaya dan tata cara norma Minang sebagai ciri khas Sumatera Barat sebagai wilayah Adat Bersandi Syarat & Syarat Bersandi Kitabullah. Semoga anda pula mampu datang ke Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar ini sebagai destinasi wisata anda yg harus dikunjungi.

Dilain kesempatan saya akan berkunjung balik ke Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar Sumatera Barat tempat asal-usul nenek moyang urang awak Minangkabau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar