Minggu, 17 Mei 2020

Jenis Phobia Traveler Saat Traveling: Jangan Menjadi Penghambat Saat Menikmati Liburan

Melakukan perjalanan ke luar negeri memang seluruh traveler menyukai bahkan sebagai destinasi yg sangat dinanti & dipersiapkan jauh-jauh hari dengan rencana yang sangat matang & akan sebagai idaman bagi semua orang. Tetapi apa daya terdapat beberapa trauma phobia yang telah sebagai pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan yang sebagian traveler merasakannya akan selalu dihindari agar ketakutan yang akan menghantui selama traveling nir terdapat pada depan mata. Apa saja stress berat phobia yang pernah dirasakan sang rekan yang menjadi momen yg tak akan terlupakan bahkan ada yg berfikir buat menghindari supaya rasa ngeri & nir nyaman ini waktu traveling. Berikut penjelasannya:

Poto credit: medium.com

#1. Phobia Naik Pesawat.

Traveler yg merasakan fenomena ini niscaya ada dimana waktu pengalaman awal sebelumnya terjadi hal yg diluar dugaan yaitu tubulensi yang relatif tinggi mengakibatkan guncangan pesawat yang sangat tinggi mengakibatkan isi kabin penumpang menjadi berantakan, bahkan ada jua traveler yang selamat dari kecelakaan pesawat yg mendarat emergency pada bandara bahkan di bagian atas air menyebabkan trauma yang tidak berkesudahan sebagai akibatnya menaruh ketakutan tersendiri disaat melihat pesawat udara. Dengan trauma ini memang agak sulit diajak traveling bersama menggunakan pesawat udara, jika memungkinkan harus memakai bepergian darat untuk menikmati traveling ini.

#dua. Phobia Naik Ketinggian Acrophobia.

Tidak hanya itu saja, terdapat juga traveler yang sangat takut menggunakan ketinggian walaupun nir begitu tinggi buat sebagian orang tetapi menurut traveler ini sangat menyiksa. Dengan fenomenana seperti ini akan membuat ketakutan setiap melihat objek wisata yg mempunyai ketinggian sehingga sebelum melangkah kesana saja telah mengeluarkan keringat dingin, cemas yg sangat hiperbola, hingga mengakibatkan gemetar yg relatif tinggi sebagai akibatnya traveler ini terlihat pucat bahkan terlihat pucat. Destinasi wisata yang selalu dihindari sang traveler ini telah tentu pasti Menara Petronas, Monas, jembatan kaca di ketinggian, hingga menara lainnya memiliki ketinggian tinggi. Walaupun phobia ini relatif menyiksa traveler ini tetapi jika dilakukan pengobatan sang dokter ahli misalnya Psikologi akan merubah hidupnya hingga dapat melanjutkan perjalanan ke tempat yang menguji adrenalin.

Baca juga:

Kesalahan Traveler Saat Melakukan Traveling Ke Luar Negeri: Jangan Sampai Terjadi Khusus Pemula

Jangan Pernah Abaikan Hal Penting Ini Sebelum Memutuskan Travelling Ke Luar Negeri

#tiga. Phobia Terhadap Udara Dingin.

Ada lagi traveler yang memiliki phobia atau syok dengan udara dingin dianggap pula menggunakan Cryophobia. Rasa takut terhadap suasana udara dingin dan akan merasa cemas apabila berada di zona ini. Memang menggunakan kenyataan ini akan berakibat traveler akan membatasi diri buat tiba ke tempat wisata yg banyak herbi udara dingin misalnya salju hingga ke pegunungan yang memiliki hawa sejuk cenderung sangat dingin. Hal yang sanggup dilakukan adalah menghindari loka wisata yang dingin & apabila melewati wilayah yg kebetulan terdapat perbukitan & bersalju harus diimbangi dengan sandang tebal sampai perlengkapan lainnya supaya kedinginan yang ada bisa dihindari sebelum dan sesuadah memasuki daerah tadi.

#4. Phobia Dengan Alat Komunikasi.

Zaman milenial sekarang ini sudah terjangkiti sebuat stress berat atau phobia terhadap indera komunikasi, jika tidak terdapat koneksi internet pada daerah eksklusif apalagi smartphone tidak dapat "on" akan berakibat sebuah kegelisahan akut termasuk terkoneksi internet dengan media umum favorit akan menjadi traumatik. Nama phobia ini adalah Nomophobia, poly sekali terjangkiti sang generasi milenial yang sangat tergantung sekali menggunakan smartphone. Tidak hanya itu saja, saat smartphone low bat telah menjadi kegelisahan & paket data sudah mendekati habis paripurna akan terbentur seluruh aktivitas. Rasa hampa dan tidak lengkap akan menghantui sehingga terjadi ketergantungan sangat tinggi. Jika traveler ada terjangkiti phobia ini maka segera pada rehabilitasi untuk disembuhkan, secara sedikit demi sedikit bisa diubahsuaikan kembali menggunakan keadaan biasa sagar proses buat sembuh total sanggup segera teratasi.

#5. Phobia Saat Melakukan Perjalanan Jauh Serta Lama.

Sangat traumatik sekali pada ketika melakukan traveling dengan bepergian jauh & melelahkan. Kecemasan yang dirasakan ketika menempuh perjalanan ini memang sangat menyiksa walaupun sebagian orang menduga tidak begitu lama namun traveler ini merasa telah terlalu jauh bahkan rasa ketakutan yg berkepanjangan nir dapat menikmati bepergian estafet yg banyak disenangi oleh para backpacker menggunakan pesona selama di bepergian. Tersebut sebagai Hodophobia ini anstisipasi hanya menentukan loka wisata yang dekat tidak butuh waktu yang lama & wajib singkat. Apabila estafet wajib bertahap tidak terus menerus sebagai akibatnya terdapat jarak buat beliau buat menenangkan diri dan istirahat buat mengembalikan keadaan lebih damai dan siap buat melakukan bepergian balik .

#6. Phobia Tempat Luas Aeroacrophobia.

Seorang traveler ketika menghadapi pemandangan tempat wisata yang luas menakjubkan terbuka tentu sangat menarik. Namun tidak sama denga traveler melihat tempat ini akan membuat tubuh sebagai gemetaran sampai keringat dingin bercucuran hebat pula mengakibatkan sakit kepala yaitu vertigo yang menaruh efek yg sangat berbahaya bagi kondisi tubuh. Apabila terdapat traveler yang mencicipi kondisi ini pastinya harus ada atensi buat menjauhkan lokasi tempat wisata misalnya pegunungan, pinggir tebing, sampai pemandangan luas seperti puncak gunung memberikan pemandangan lapang dan luas. Untuk mengatasi traveler seperti ini sine qua non terapi dari dokter ahli supaya bisa teratasi & bisa menghadapi tantangan tempat wisata yang luas ini.

#7. Phobia Saat Ada Keramaian Enochlophobia.

Seorang traveler yang mempunyai ketakutan waktu melihat keramaian misalnya tempat wisata yang penuh menggunakan turis. Merasa syarat sangat panik dan merasa terancam yang dikerumunin sama turis yang berjubel. Kondisi seperti inijuga berlaku dalam pasar, shopping mall, bandara, sampai tempat keramaian lainnya yang banyak didatangi oleh turis. Jadi buat menghindari keramaian ini pastinya wajib berkunjung dalam ketika wisata sepi terutama low season supaya turis yg berkunjung di negara yang tadi masih dalam zona friendly tidak ramai.

Jika rekan atau bahkan diri anda sendiri yang merasa mempunyai salah satu jenis phobia ini atau lebih pastikan anda menyadari diri buat bersiap diri hal apa yang akan dipertimbangkan supaya traveling yang dipersiapkan ini permanen berjalan menggunakan baik. Walaupun terdapat kekuarangan namun sine qua non solusi terbaik yg akan dilakukan supaya phobia yg diderita dapat diantisipasi menggunakan pilihan terbaik yang akan diterapkan, win-win solution sebagai akibatnya timing trip yang dipersiapkan bersama menggunakan rekan lainnya dapat diwujudkan sebaik mungkin. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar